Perjalanan ke Malang ini hampir saja batal, karena pada H - 1 rencana awal, ayah malah menjalani prosedur ESWL yang ke - 2 sehubungan dengan adanya batu di saluran kemihnya ( 6 bulan yang lalu sudah di ESWL tp kok ya timbul lagi cepat betul ). Saya sudah pesimis saja melihat kenyataan ini, apalagi ternyata rasa sakit yang ditimbulkan jauh lebih dahsyat dari yang prosedur pertama. Melihat beliau menahan sakit sampai pucat wajahnya, sepertinya tidak mungkin untuk menempuh perjalanan sejauh itu dan saya jelas tidak bisa menyetir sendirian sepanjang perjalanan Cikarang - Malang, pertama : saya tidak punya pengalaman menyetir di jalur utara, kedua : nyali saya sejak jadi ibu memang turun drastis tau kenapa, dulu saya suka meledek mama kalau mama grogi menyetir, ternyata sekarang saya mengalami hal yang sama ... >_< . Dengan mempertimbangkan hal - hal itu, saya jadi menunda proses beberes dan membatalkan keseluruhan pemesanan hotel yang telah saya lakukan dan bayar tentunya, tapi karena pembatalannya sudah mendekati hari H, jadi di Semarang dan Batu hangus total, di Malang hanya dikembalikan 1 malam .... T_T.
Setelah lepas 3 hari pemulihan pasca prosedur ESWL, tiba tiba si ayah mengajak saya untuk memulai perjalanan, Whaaaattttt !!! are you sure ??? karena perjalanan yang kita lakukan biarpun dipecah 2, tetap saja panjang, jaraknya saja hampir 900 km. Tapi beliau meyakinkan bahwa tidak apa - apa, kelihatannya ayah kasihan pada anak - anak yang sudah bolak balik menanyakan apakah ayah sudah sembuh atau belum . Akhirnya diputuskan untuk berangkat hari Senin, 22 Desember 2014 pagi hari sekitar jam 10 an. Saya yang belum selesai beberes jadi keponthal ponthal menyelesaikan beberes bahkan sampai melakukan perjalanan saya lupa memprint cek list barang dan itinerary selama di Malang , hadeeehhhhhh .....
Packing - packing selesai, tapi kok rasanya buanyak bener ya bawaannya, ada 2 koper besar, 1 travelbag besar, 1 koper kecil dan segerombolan printilan - printilan ... Hayuuuhhhhh, langsung dikomen sama si ayah Coba di adjust lagi bu, masa bawanya sampe sebanyak itu sihh, saya sih langsung nyengir aja denger komen itu karena bahkan sayapun sudah merasa bahwa itu terlalu banyak. Akhirnya saya bongkar ulang seluruh bawaan dan saya ganti cara menyusunnya di koper dari awalnya seperti biasa, menjadi seluruh pakaian saya gulung dan saya susun seperti itu di koper. Dari cek and ricek dan pemanfaatan area, hasil akhirnya adalah 1 koper kecil sebenarnya ini tas sekolah si Kakak yang saya manfaatkan karena memang ada roda dan tarikannya, lumayanlaah, 1 koper besar dan 1 travelbag, 3 plastik sisa .wadah sprei hehehe.... itu khusus untuk peralatan mandi, obat obatan dan handuk .
Saya coba untuk menyusun di bagasi mobil, ohya karena ini perjalanan jauh yang melibatkan anak anak, yang tidak boleh ketinggalan itu bantal, untuk kali ini saya bawa 2 bantal tidur dan 2 bantal kecil.
itu hasil penyusunan di bagasi, tp pada kenyataannya di dalam perjalanan sih barang - barangnya selalu bertambah karena beli minum, makanan untuk perjalanan bukan oleh oleh karena rencananya saya akan mempaketkan saja oleh - olehnya daripada menuh menuhin bagasi.
Day 1 - 2, menuju Semarang - Malang
Start perjalanan dari Cikarang jam 10.30 karena saya harus mampir dulu ke kantor untuk melakukan sesuatu deeeehhh sesuatuuu ... lha wong cuma bikin reimburse an obat, sengaja biar masuk bulan Desember jadi ngga mengurangi jatah tahun depan, hehehe kan lumayan di atas 10 jut
Bismillahirohmannirrohim, perjalanan pun kami mulai, menyusuri tol Cikampek, kemudian simpang jomin, tersendat cukup lama di Subang, sampai pamanukan kami mampir di Restoran yang katanya terkenal, Pesona Laut, kami sempatkan untuk makan siang di situ. suasananya cukup ramai, biarpun belum mendekati hari Natal, tapi banyak juga yang memulai perjalanan dan mampir di situ. Hanya saja, tidak seperti bayangan saya, saya pernah mampir dulu tahun 2005 atau 2006 ke Pesona laut dalam perjalanan ke Cirebon, entah kenapa tastenya jadi mengecewakan di lidah saya, tidak se enak dulu lagi. Next saya skip saja kalau melakukan perjalanan ini untuk mampir ke Pesona Laut, saya akan mencari alternatif lain.
Beberapa kali tersendat karena banyaknya proses upgrade jalan atau jembatan yang sedang di lakukan, sekitar jam dua lebih kami sampai di tol kanci - pejagan. Awalnya sih perjalanan mulus seperti biasanya di tol, tapi kami terkaget kaget begitu memasuki tol pejagan. Ternyata jalannya jeleeekkkk untuk ukuran tol, banyak patahan dimana mana nyetir di pejagan serasa naik kereta api... pada setiap segmen bunyi gruduk gruduk. Entah apa yang terjadi pada saat pembuatannya, apakah karena mengejar waktu sampai sebegitu mengorbankan kualitas, atau fs nya yang salahkah, karena menurut pengelihatan kami saya dan si ayah sebagai orang yang banyak berkecimpung di dunia perteknik sipilan >_< , patahan jalan bisa disebabkan beberapa hal, diantaranya dasar jalan yang tidak padat, perhitungan strukturnya yang salah atau penggunaan kualitas beton yang salah. Ayah sempet berkomentar bahkan kontraktor kami yang abal - abal saja tidak sampai sejelek ini hasil pekerjaannya. Karena selain beton yang patah, di sana sini kami harus waspada dengan jalan - jalan yang berlubang besar how come, its use concrete not asphalt, technically we choose concrete because it less maintenance
Setelah perjalanan yang mengerikan itu, kami sampai Tegal jam 5 an, sempat mampir ke SPBU MURI untuk sholat ashar , kemudian melanjutkan perjalanan lagi. Berhubung sudah masuk waktu maghrib dan pas sekali kami menemukan masjid di Pekalongan sepertinya saya juga lupa yang bagussss, kami putuskan untuk sholat di sini saja. Kakak sama adek senang sekali, karena di masjid ini akhirnya mereka menemukan tempat krobokan kaki sebagaimana yang ada di buku 3 Manula keliling Jawa yang menjadi acuan mereka di perjalanan ini. Sempat juga sih, foto foto di tempat ini, ini satu di antaranya
Dalam perjalanan ke Semarang, melewati batang, sempat tersendat tapi arah sebaliknya macet parah dan panjang karena satu jalur sedang dalam pembetonan. Hal ini ternyata menginspirasi ayah untuk menempuh perjalanan malam hari nanti kalau pulang, demi mengurangi kemacetan yang akan kami lalui.
Sampai di Semarang kurang lebih jam 9 malam, kami langsung go show menuju hotel. Hotel pertama yang terlintas di benak saya tentunya hotel nozz yang pernah saya pesan sebelumnya tapi hangus ituuuuu karena itu hotel baru. Tapi sepertinya kelewatan sampai akhirnya kami melewati lawang sewu dan base on google map, hotel yang dekat dari situ ada hotel pandanaran atau hotel santika. Saya kurang sreg dengan pandanaraan, jadinya kami terus ke Santika saja. Sesampainya di Santika, langsung ke front desk untuk menanyakan apakah masih ada kamar kosong, twin bed ? ternyata ada. Jadilah kami ambil kamar itu. Hanya saja, karena saya melihat bahwa di kamar hotel ada sofa yang cukup lega untuk tidur, saya tidak mengambil ekstra bed, asumsi saya ayah bisa tidur di sofa itu saja, toh untuk semalam, karena pagi kami langsung capcus. Ternyata salah, ayah semalaman kedinginan, karena tidak pesan ekstra bed jadinya tidak dapat selimut. Tengah malam, ayah gelisah terus sampai ac harus saya matikan. Ini yang akhirnya melatarbelakangi saya untuk selalu memesan ekstra bed di hotel hotel selanjutnya. Ohya, bicara hotel, saya yang tadinya pengin dapat hotel yang cukup bagus dengan harga yang reasonable, malah karena dadakan, semuanya buyar, budget hotel jadi membengkak berkali kali lipat. Nanti saya review sendiri.
Day 2, Semarang - Malang
Jam 9 pagi, kami berangkat dari Semarang, melewati Kudus, Demak, Pati,kemudian sampai Rembang. Saya sudah menanti nantikan perjalanan sampai Rembang ini, karena berdasarkan google map, posisi jalan pantura, persis berada di sisi Laut, dan ternyata Indaaaaaaahhhhhhhhh banget, apalagi mendekati Tuban waaahhhh nyaris sepanjang perjalanan bersisian dengan laut biruuuuuuuu, pasirnya juga putih sekali. Sayang, karena kami sudah menempuh perjalanan cukup lama, kami sampai Tuban jam 15.00 dan menimbang perjalanan yang masih jauh, kami memutuskan untuk tidak mampir dan kami lanjut ke Surabaya.
Kami memutuskan untuk melewati Lamongan, kemudian Gresik, lalu ke Tol Gresik Surabaya dan Lanjut Surabaya - Gempol. Sempat mengalami macet yang cukup lama di Tol Surabaya dan kesasar ke arah Pasuruan, kami akhirnya sampai di Malang jam 8 malam.
Total perjalanan kami adalah 21 jam. Berasaaaaaaaaa deeehhhhhh..
Di Malang, kami putuskan untuk menginap di Santika selama 2 malam Santika deui.. Santika deuiii... habis gimana dong,udah cinta sihhh, kepepet kondisinya.
Dari Perjalanan menuju Malang ini, ada beberapa hal yang mejadi perhatian saya :
1. Sepanjang jalan pantura khususnya di wilayah Jabar, banyak pemakaman pas pinggir jalan, si adek sampai bosan menghitungnya
2. Resto Pesona Laut ... ngga rekomen
3. Resto Pring Sewu juga ngga rekomen, udah mahal, ngga enak pula
4. Tol Pejagan ngga rekomen juga, sepanjang perjalanan was was terus, takut kena gajlukan, udah bayar mahal, ngga enak lintasannya
5. Sawah ngga seberapa banyak, yang banyak kebun tebu sama jagung,kenapa ya apa karena dekat cabang cabang RNI ?? mesti nanya nda nya anak anak gak penting sihhh ^_^
6. Pantai pantura terutama Tuban, pasirnya masih putih. mungkin tidak seindah di Bali ( padang padang - dreamland ) tapi lumayan laaahh
7. Pertamax lebih murah daripada Jakarta, di Jakarta 10.950 rp, di sini 10.300, perlu di sebutin karena jantungnya mobil Hahahaha...
8. Banyak rumah di Rembang yang model joglo asli, ini rumah kampung beneran lhooo.. bukan rumah yang guedhe magrong magrong..
9. Di SPBU di Jawa Tengah kalau mau ke toilet mesti lepas sendal
10. Nyetir di jalur pantura mesti punya nyali dobel, karena berhadapan sama truk truk segede bagong yang senengannya jalan beriringan ehhh, itu mah karena dia lambat aja sih, jadi akhirnya kaya beriringan , sampai sampai si ayah jadi spesialis bahu jalan nyalip dari bahu jalan melulu maksudnya don't try this at home ya... only when you have big guts if you wanna do this
11. Siapkan mental, deg2an terus soalnya, Alhamdulillah saya ngga diminta nyetir, kalo ngga bisa kaget2an mulu liat truk truknya plus sekoper besar kesabaran karena perjalanannya lamaa
Sampai di Semarang kurang lebih jam 9 malam, kami langsung go show menuju hotel. Hotel pertama yang terlintas di benak saya tentunya hotel nozz yang pernah saya pesan sebelumnya tapi hangus ituuuuu karena itu hotel baru. Tapi sepertinya kelewatan sampai akhirnya kami melewati lawang sewu dan base on google map, hotel yang dekat dari situ ada hotel pandanaran atau hotel santika. Saya kurang sreg dengan pandanaraan, jadinya kami terus ke Santika saja. Sesampainya di Santika, langsung ke front desk untuk menanyakan apakah masih ada kamar kosong, twin bed ? ternyata ada. Jadilah kami ambil kamar itu. Hanya saja, karena saya melihat bahwa di kamar hotel ada sofa yang cukup lega untuk tidur, saya tidak mengambil ekstra bed, asumsi saya ayah bisa tidur di sofa itu saja, toh untuk semalam, karena pagi kami langsung capcus. Ternyata salah, ayah semalaman kedinginan, karena tidak pesan ekstra bed jadinya tidak dapat selimut. Tengah malam, ayah gelisah terus sampai ac harus saya matikan. Ini yang akhirnya melatarbelakangi saya untuk selalu memesan ekstra bed di hotel hotel selanjutnya. Ohya, bicara hotel, saya yang tadinya pengin dapat hotel yang cukup bagus dengan harga yang reasonable, malah karena dadakan, semuanya buyar, budget hotel jadi membengkak berkali kali lipat. Nanti saya review sendiri.
Day 2, Semarang - Malang
Jam 9 pagi, kami berangkat dari Semarang, melewati Kudus, Demak, Pati,kemudian sampai Rembang. Saya sudah menanti nantikan perjalanan sampai Rembang ini, karena berdasarkan google map, posisi jalan pantura, persis berada di sisi Laut, dan ternyata Indaaaaaaahhhhhhhhh banget, apalagi mendekati Tuban waaahhhh nyaris sepanjang perjalanan bersisian dengan laut biruuuuuuuu, pasirnya juga putih sekali. Sayang, karena kami sudah menempuh perjalanan cukup lama, kami sampai Tuban jam 15.00 dan menimbang perjalanan yang masih jauh, kami memutuskan untuk tidak mampir dan kami lanjut ke Surabaya.
Kami memutuskan untuk melewati Lamongan, kemudian Gresik, lalu ke Tol Gresik Surabaya dan Lanjut Surabaya - Gempol. Sempat mengalami macet yang cukup lama di Tol Surabaya dan kesasar ke arah Pasuruan, kami akhirnya sampai di Malang jam 8 malam.
Total perjalanan kami adalah 21 jam. Berasaaaaaaaaa deeehhhhhh..
Di Malang, kami putuskan untuk menginap di Santika selama 2 malam Santika deui.. Santika deuiii... habis gimana dong,
Dari Perjalanan menuju Malang ini, ada beberapa hal yang mejadi perhatian saya :
1. Sepanjang jalan pantura khususnya di wilayah Jabar, banyak pemakaman pas pinggir jalan, si adek sampai bosan menghitungnya
2. Resto Pesona Laut ... ngga rekomen
3. Resto Pring Sewu juga ngga rekomen, udah mahal, ngga enak pula
4. Tol Pejagan ngga rekomen juga, sepanjang perjalanan was was terus, takut kena gajlukan, udah bayar mahal, ngga enak lintasannya
5. Sawah ngga seberapa banyak, yang banyak kebun tebu sama jagung,
6. Pantai pantura terutama Tuban, pasirnya masih putih. mungkin tidak seindah di Bali ( padang padang - dreamland ) tapi lumayan laaahh
7. Pertamax lebih murah daripada Jakarta, di Jakarta 10.950 rp, di sini 10.300, perlu di sebutin karena jantungnya mobil Hahahaha...
8. Banyak rumah di Rembang yang model joglo asli, ini rumah kampung beneran lhooo.. bukan rumah yang guedhe magrong magrong..
9. Di SPBU di Jawa Tengah kalau mau ke toilet mesti lepas sendal
10. Nyetir di jalur pantura mesti punya nyali dobel, karena berhadapan sama truk truk segede bagong yang senengannya jalan beriringan ehhh, itu mah karena dia lambat aja sih, jadi akhirnya kaya beriringan , sampai sampai si ayah jadi spesialis bahu jalan nyalip dari bahu jalan melulu maksudnya don't try this at home ya... only when you have big guts if you wanna do this
11. Siapkan mental, deg2an terus soalnya, Alhamdulillah saya ngga diminta nyetir, kalo ngga bisa kaget2an mulu liat truk truknya plus sekoper besar kesabaran karena perjalanannya lamaa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar