Pages

Kamis, 01 Januari 2015

Malang - Batu Adventure, Review : Interesting Places Part I (Jatim Park II)

Berhubung kami tidak ingin dikejar kejar jadwal harus kesana kemari untuk memenuhi kuota tempat tempat yang dikunjungi, kami ingin menikmatinya dengan hati tenang dan tidak memforsir tenaga, maka tidak semua tempat yang di rekomendasikan oleh blogger - blogger atau penikmat wisata yang kami datangi. 

Tapi, ada beberapa tempat yang secara khusus memang menarik perhatian kami. Keputusan untuk mendatangi tempat - tempat tersebut, lebih melihat ke kepentingan anak - anak, we bring 2 kids with age 10 and 6 years old, jadi penting untuk kami mempertimbangkan juga apakah kira kira anak - anak akan menikmati berada di lokasi tersebut, apa saja hal - hal menarik yang ada di dalamnya, cukupkah tempat istirahatnya dan tidak lupa, harus ada faktor edukasinya. Setidaknya, keluar dari tempat tersebut, anak - anak akan bertambah pengetahuannya. Dan beberapa di antaranya adalah :


JATIM PARK II ( Eco Green Park, Batu Secret Zoo dan Museum Satwa ) 

 Sebenarnya, salah satu sebab kenapa saya memilih Malang untuk menjadi tujuan utama liburan kami kali ini adalah karena ingin sekali mengunjungi tempat ini, yang sudah terkenal dikalangan traveller as the It place... should be visit at least once.

Banyaknya review yang bertebaran di dunia maya tentang tempat ini rasanya begitu menggelitik,  membuat saya menjadikan tempat ini sebagai salah satu tempat yang ingin saya kunjungi. 

Campuran antara wisata edukasi dan hiburan semakin memperlengkap keinginan saya untuk menjadikannya sebagai pembuka liburan kami di Malang. Oleh karena itu, keesokan hari setelah malamnya kami tiba di Malang, Jatim Park II menjadi destinasi pertama liburan. 

Hari itu, Rabu, 24 Desember 2014, pagi setelah kami sarapan di hotel, kami bersiap siap untuk berangkat ke Batu. Cuaca yang cerah menyertai keberangkatan kami. Kondisi jalan tidak terlalu macet, seperti biasa saya mengandalkan Google Maps untuk membantu memandu jalan jalan yang harus kami tempuh. Hari itu, pertama kali juga kami .. saya dan suami  kembali menelusuri jalan Ijen, jalan yang menjadi kebanggaan warga kota Malang karena warisan sejarahnya yang begitu kental. Jalannya masih seperti dalam ingatan saya, jalan boulevard yang luas dengan berm - berm yang lebar yang di penuhi oleh jajaran pohon palem, nyaris seperti Pondok Indah jalan dulu waktu belum dilanda macet berkepanjangan , dulu saya biasa melewati jalan ini kalau mau periksa ke dokter yang prakteknya bertempat di rumah beliau yang ada di kawasan Ijen ini. Rumah rumah model lama yang terus bertahan, kelihatan megah tapi sekaligus menyejukkan. 

Melewati deretan kampus - kampus yang bertebaran di kawasan ini seingat saya, selain Universitas Brawijaya di kawasan ini juga berdiri gedung - gedung perkuliahan universitas lain, kalau tidak salah Universitas Muhammadiyah juga termasuk (pasca sarjananya ) melintasi jalan Sumbersari - Gajayana yang sontak mengingatkan ayah pada hari - harinya waktu masih menjadi mahasiswa di Univ Brawijaya dan ayah sibuk bercerita ke anak - anak bagaimana beliau menghabiskan waktunya untuk bermain belajar dan bergaul dengan teman temannya. 

Perjalanan dari Malang ke Batu sebenarnya tidak terlalu jauh, kalau tidak macet bisa ditempuh kurang dari 1 jam, biasanya sekitar 30 - 45 menit sudah sampai. Lebih baik lagi kalau berangkatnya pagi, karena menjelang siang kondisi jalan semakin ramai menjurus ke arah macet dan kalau sudah macet, hopeless deeehhh, kecuali mencoba melewati jalan - jalan tikus yang untuk orang asing seperti kami malah lebih berisiko nyasar.

Untuk sampai ke Jatim Park II, kita melewati dulu Pasar Batu kemudian di pertigaan belok ke kiri ( searah dengan Batu Night Spectacular ). Kami tiba di area parkir Jatim Park II sekitar pk. 09.00 WIB, sementara terlihat di kejauhan, waktu operasional Batu Secret Zoo adalah pk. 10.00 WIB. Sebenarnya masih banyak waktu sebelum waktu pembukaan area Batu Secret Zoo, tapi pada waktu kami datang, area parkir sudah mulai penuh, jadi daripada kami keluar lagi dan nantinya malah tidak dapat parkir, kami putuskan untuk menunggu di dalam area saja. 

Setelah parkir, kami menuju ke loket dimana antrian wisatawan sudah mulai terlihat. Karena hari itu dianggap sebagai hari libur (liburan sekolah) maka tiket terusan untuk ke tiga tempat di area Jatim Park II dihargai Rp. 120.000,- / orangnya. Mahal sebenarnya, tapi gak papalah... toh menurut orang - orang, harga itu worth it sekali dengan apa yang akan kami dapatkan di dalam. 

Karena waktu menunggu Batu Secret Zoo beroperasi yang masih cukup lama, kami disarankan oleh mbak - mbak penjual tiket untuk mengunjungi Eco Green Park terlebih dahulu. Jadilah kami kesana, hanya saja karena tidak tahu, kami berjalan kaki dari area loket ke Eco Green Park yang cukup jauh dan menanjak sementara sebenarnya ada sejenis shuttle bus yang akan membawa pengunjung dari Batu Secret Zoo ke area Eco Green Park atau Jatim Park I secara gratis .. halaaahhhh .



Memasuki eco green park, pertama kami disambut oleh art work berupa patung gajah yang terbuat dari kumpulan layar - layar tv bekas ( lupa apakah ada di antaranya monitor komputer ) dan beberapa karya seni lain yang juga tersusun dari barang bekas. Tidak lupa ada semacam diorama yang menggambarkan apa yang terjadi jika hutan di lereng bukit di rusak, miniatur rumah rumah yang rusak terkena longsor dan pohon pohon / cabang - cabang yang terbawa oleh erosinya juga ada. 

Setelah itu kami memasuki insectarium dimana berisi banyak specimen - specimen serangga yang di awetkan dan di tempatkan dalam kotak - kotak kaca. Sayang, suasana yang ramai membuat anak - anak tidak dapat secara seksama menikmati dan membaca tulisan - tulisan yang tertera di masing masing kotak tersebut. 



Kemudian kami mulai memasuki area Walking Bird, saat itu saya baru menyadari bahwa kami akan menempuh jalan kaki yang lumayan panjang manakala saya melihat beberapa orang mulai menggunakan E- bike (sejenis sepeda bermotor yang kendalinya ada di tangan). Tapi mempertimbangkan biaya yang harus dikeluarkan, pada saat itu saya kira biaya sewanya adalah 300 rb/jam sementara aslinya adalah 100 rb/ 3 jam  >_<, jadi saya memilih untuk tetap berjalan kaki saja... rada - rada sombong sihhh, masa jalan kaki aja ngga kuat hahaha..... tp saya lupa kalau masih ada Batu Secret Zoo dan Museum Angkut yang menunggu dikunjungi. 

Di dalam area Walking Bird ini, lebih menyerupai taman unggas dimana banyak sekali terdapat unggas - unggas dari seluruh dunia yang di pamerkan. Masing - masing dibagi ke dalam area sendiri - sendiri dimana untuk mencapai satu area ke area lain, kita berjalan di rute - rute yang telah di sediakan. Cuma satu kendalanya, kalau bosan tidak bisa short cut karena saya lihat tidak ada jalan - jalan tembus yang langsung ke pintu keluar, melainkan kita tetap harus berjalan mengikuti rute - rute tersebut sampai akhirnya sampai pada titik akhir. 

 Eco Green Park juga melengkapi seluruh koleksinya dengan penjelasan yang cukup jelas dan mendetail sehingga selain melihat lihat satwanya, anak - anak juga bisa dengan mudah membaca penjelasan terkait satwa itu sendiri. 



 Penataan display satwa di Eco Green Park sangat menarik, masing - masing hewan di tempatkan di kandang - kandang yang sebagian besar kandangnya hanya berupa pagar setinggi perut orang dewasa sehingga kita bisa melihat jelas satwanya, tapi hati - hati, beberapa unggas ini sedikit sensitif, punya kebiasaan mematuk jadi jgn terlalu dekat dan patuhi peringatan yang terpasang di masing - masing kandang yaaa.  Berada di Eco Green Park sedikit mengingatkan saya pada Bali Bird Park, dimana disana kita juga harus berjalan menelusuri rute - rute yang telah di susun sedemikian rupa dengan hewan - hewan yang ditempatkan di sisi kiri dan kanannya bergantian dengan taman dan sculpture lainnya. 

Selain melihat satwa di kandang, di beberapa spot pengunjung diberikan kesempatan untuk berinteraksi dan berfoto dengan burung - burung secara langsung, cukup memberikan donasi 5000 rupiah / kali nya. Kakak dan adek jelas tidak akan melewatkan kesempatan untuk berfoto dengan binatang - binatang ini. langsung deeehhhhh mereka antri sebelum diberikan kesempatan berfoto. 





Puas di Eco Green Park, kami menuju ke Batu Secret Zoo. Sebenarnya kaki saya dan ayahnya rasanya pegeeeeeeelll bangeet, tapi masak berhenti hanya di satu area saja. Jadilah kami agak agak memaksakan diri ke Batu Secret Zoo. Sempat bingung mencari pintu masuknya, malah sampai bertanya ke Museum Satwa, ternyata pintu Batu Secret Zoo ada di dekat loket penjualan, yang beratap merah oalaaaaaaahhhh... daritadi dilewatin tapi ngga ngeh booo kami mulai menelusuri satu persatu area di Batu Secret Zoo. 

Masih mengangkat konsep sama dengan Eco Green Park, dimana pengunjung harus menelusuri dengan berjalan kaki mengikuti rute - rute yang telah di bagi - bagi ke dalam beberapa area. Tapi karena kami sudah kelelahan muter muter di eco green park, satu tips dari saya, kalau kesini lebih baik ke Batu Secret Zoo terlebih dahulu karena luas masing - masing area akan menguras tenaga kalau kita memaksa untuk menjelajahi semuanya kami memutuskan untuk menyewa e-bike saja. Berbeda dengan di Eco Green Park dimana e-bike tersedia cukup banyak atau yang menyewa sedikit , hehehe  di Batu Secret Zoo kami harus memesan dan menunggu dulu e-bike tersedia. Kami menunggu sekitar 20- 30 menit lah sebelum e-bike itu sampai di tangan kami. ohya, e-bike dipersyaratkan untuk dikendarai oleh anak anak yang usianya minimal 15 tahun biarpun pd kenyataannya saya lihat banyak juga anak - anak usia SD yang mengendarai e-bike, karena saya ingin patuh pada aturan akhirnya saya membatalkan pesanan untuk e-bike yang rencananya akan dikendarai oleh si Kakak, dan Kakak berdua saja dengan saya mengendarai e-bikenya. Sebenarnya cukup mudah mengendarai e-bike, karena semua otomatis dan pengendalinya ada di tangan, hanya memang untuk orang yang tidak terbiasa mengendarai kendaraan perlu belajar untuk mengendalikan emosinya, karena kalau tidak bisa - bisa kita terburu nafsu malah mengganggu pengunjung lain yang sedang berjalan kaki. 

Berada di Batu Secret Zoo saya malah tidak konsentrasi dengan binatang - binatang yang ada di sana, saya sudah pusing melihat banyaknya pengunjung yang lalu lalang, tips lagi untuk yang mau kesini, lebih baik datang tidak pada saat hari libur supaya bisa menikmati secara tenang keseluruhan satwanya. Ternyata si ayah juga begitu, sampai sampai sedikit sekali dokumentasi yang kami abadikan pada saat di Batu Secret Zoo ini. 

Anak - anak justru paling senang dengan papan - papan permainan tebak tebakan yang tersebar di beberapa area di BSZ ini, kalau sudah melihat papan itu, langsung mereka turun dan berebut menebak binatang apa yang ada di belakangnya.


Saya paham kenapa banyak sekali yang memuji BSZ ini, karena memang terlihat sekali pengelolanya / pendirinya bersungguh sungguh untuk memberikan informasi sekaligus hiburan dalam kemasan yang begitu menarik. Yang terbayang oleh saya adalah berapa lama dan berapa banyak biaya yang diperlukan untuk mengkonsep, menyusun dan merealisasikan sampai akhirnya tercipta lah Jatim park II ini. Hebaatttt ......!!! 

Kami sempat makan siang dulu di restoran yang katanya berputar itu, hehehe..... Biarpun pesennya cuma Bakwan Malang dan Nasi apa yaaa si ayah, tapi lumayanlah numpang ngaso dan anak - anak sibuuukk mutar muter seperti kitiran .


 Terakhir kami mengunjungi Museum Satwa. Tidak ada kata - kata lain yang terucap dibenak saya selain ..... Amazingly beautiful museum, gorgeusss.......................
Campuran antara seni dan pendidikan telah menjadikan museum satwa pilihan no 1 saya. It seem they really ... really... really ... serious with it. Gilaa, saya tidak habis pikir berapa lama dan bagaimana mereka mendapatkan koleksi - koleksi hewan hewan awetan ini, belum memasukkannya kedalam museum. Saya sempat terpana melihat koleksi jerapah yang tinggi itu, yang ada saya malah mikir.. itu masukkinnya pakai crane model apaaaaa yaaahhhh ?? betapa usaha yang harus dilakukan untuk mewujudkan museum ini luar biasa. 

This has to be the best museum in Indonesia, mungkin bahkan bisa disejajarkan dengan museum museum lain di Asia. 





Tidak terasa, hari telah sore saat kami melangkahkan kaki keluar dari Museum Satwa untuk kembali ke hotel. Meskipun kaki rasanya puegeeeelll setengah mati, tapi kami puas. Andaikata banyak tempat yang seperti ini, saya akan lebih sering membawa anak - anak ketempat ini dari pada ke Mal...













Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates